Senin, 11 Januari 2010

BAB : 8 Menyesuaikan Laporan Keuangan

Untuk menganalisis kinerja keuangan LKM secara tepat, penting untuk memastikan bahwa laporan keuangan mereka konsisten dengan prinsip-prinsip akuntansi yang dapat diterima secara umum. Karena struktur banyak lembaga keuangan mikro dan ketergantungan mereka sejak awal pada pendanaan donor, maka seringkali perlu dilakukan penyesuaian terhadap neraca dan laporan laba rugi sebelum kinerja keuangan dapat dianalisis.

Biasanya dibutuhkan dua jenis penyesuaian : penyesuaian yang penting untuk mengikuti standar akuntansi yang tepat, yang seringkali dilupakan LKM, dan penyesuaian yang menyatakan ulang hasil keuangan untuk lebih tepat mencerminkan posisi keuangan LKM secara lengkap.

Semua penyesuaian ini meliputi :

1. Akuntansi untuk beragam kredit dan penyisihan kerugian kredit.

2. Akuntansi untuk persyaratan aktiva tetap.

3. Akuntansi untuk bunga bertambah dan pengeluaran bunga bertambah.

Semua penyesuaian ini diperlukan untuk mengkaji LKM secara tepat dan berarti dan untuk memungkinkan perbandingan diantara lembaga dengan tinkatan tertentu.

Penyesuaian Akuntansi

Diantara penyesuaian yang seringkali diperlukan sebelum kinerja keuangan LKM dapat dianalisis adalah pencatatan akuntansi untuk menyesuaikan laporan keuangan LKM sehingga mengikuti standar akuntansi yang layak. Penyesuaian ini meliputi :

Akuntansi untuk Kerugian Kredit.

Akuntansi untuk kerugian kredit merupakan unsur penting dari manajemen keuangan LKM dan salah satu yang dikelola paling banyak selama ini. Agar dapat secara tepat mencerminkan kinerja keuangan LKM, adalah penting untuk menentukan berapa banyak dari portofolio yang menghasilkan pendapatan dan berapa banyak yang kemungkinan besar tidak ditagih kembali.

Agar dapat mempertanggungjawabkan kerugian kredit secara tepat, langkah yang harus diambil adalah :

1. Membuat Laporan Portofolio.

2. Merancang Cadangan Kerugian Kredit.

3. Penyisihan Kerugian Kredit.

4. Pembukuan Penghapusan Kredit.

Akuntansi untuk Penyusutan Aktiva Tetap.

Banyak LKM melakukan penyusutan aktiva tetap berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang diakui secara umum. Namun, sebagian tidak melakukannya. Apabila dalam analisis laporan keuangan LKM tidak nampak suatu rekening operasional (biaya) yang disebut penyusutan pada laporan laba rugi atau apabila rekening tersebut jumlahnya terlampau besar atau terlampau kecil dibandingkan jumlah aktiva tetap pada neraca, maka perlu untuk menyesuaikan laporan keuangan dan melakukan penyusutan terhadap setiap aktiva modal dengan jumlah yang tepat untuk jumlah tahun berada dalam kepemilikan LKM.

Ada dua metode utama mencatat penyusutan : pertama, metode garis lurus yang mengalokasikan bagian yang sama dari jumlah penyusutan aktiva kepada setiap masa akuntansi. Ini dihitung dengan mengambil biaya aktiva dan membaginya dengan perkiraan jumlah masa akuntansi dari hidup berguna dari aktiva. Hasilnya adalah jumlah penyusutan untuk dicatat setiap hari.

Kedua, metode saldo menurun yang merujuk pada menyusutkan suatu persentase tetap dari biaya aktiva setiap tahun. Nilai persentase dihitung atas biaya tak disusutkan yang tersisa pada awal setiap tahun.

Banyak negara menetapkan standar penyusutan dengan menggolongkan aktiva kedalam beberapa golongan berbeda dan menetapkan tingkat dan metode penyusutan setiap kelas. Ini dikenal sebagai cadangan biaya modal atau Capital Cost Allowance.

Akuntansi untuk Bunga Bertambah (Accrued Interest) dan Biaya Bunga Bertambah (Accrued Interest Expense).

Penyesuaian terakhir yang mungkin diharuskan untuk menyesuaikan laporan keuangan LKM adalah :

1. Penyesuaian untuk Pendapatan Bunga yang Bertambah.

2. Penyesuaian Biaya Bunga yang Bertambah.

Akuntansi untuk Subsidi.

Tak serupa dengan perantara keuangan tradisional yang mendanai kredit mereka dengan tabungan sukarela dan hutang lain, banyak LKM mendanai portofolio kredit mereka terutama sekali dengan modal sumbangan atau pinjaman lunak/konsesi (kewajiban). Pinjaman konsesi, dana sumbangan untuk operasi (termasuk subsidi tidak langsung seperti pembebasan persyaratan cadangan atau asumsi pemerintah mengenai kerugian kredit atau kerugian nilai tukar mata uang asing atau sumbangan dalam bentuk barang seperti ruangan kantor bebas biaya, perlengkapan, atau pelatihan yang disediakan oleh pemerintah atau donor), dan modal sumbangan seluruhnya dianggap subsidi bagi LKM.

Ada tiga subsidi yang diterima oleh LKM :

1. Sumbangan dana untuk menutup biaya operasional dan sumbangan dalam bentuk barang.

2. Pinjaman konsesi.

3. Modal sumbangan.

Akuntansi untuk Inflasi.

Inflasi berarti kenaikan pesat dalam harga dan volume uang yang mengakibatkan penurunan nilai uang. Goldschmidt dan Yaron menyatakan bahwa laporan keuangan konvensional didasarkan pada anggapan akan kemantapan unit moneter. Namun demikian, dibawah kondisi inflasi daya beli uang menurun, yang menyebabkan distorsi sebagian perhitungan laporan keuangan konvensional. Inflasi mempengaruhi aktiva bukan keuangan dan modal organisasi. Sebagian besar kewajiban tidak terpengaruh, karena mereka dibayar kembali dalam mata uang yang nilainya sudah diturunkan (yang biasanya sudah diperhitungkan dalam penerapan suku bunga oleh kreditur). Namun, kewajiban dengan beragam suku bunga bersifat bukan moneter dan harus disesuaikan dengan cara yang sama dengan aktiva tetap.

Melakukan penyesuaian untuk inflasi harus mempertimbangkan 2 hal, yaitu :

1. Revaluasi aktiva bukan keuangan.

2. Biaya inflasi pada nilai riil dari modal.

Menyatakan Ulang Laporan Keuangan Dalam Istilah Mata Uang Tetap.

Sebagian LKM mungkin ingin menyatakan ulang laporan keuangan mereka dalam istilah mata uang tetap (dikutip dari Christen 1997). Ini bukan dianggap sebagai penyesuaian dengan cara yang sama ketika laporan keuangan disesuaikan bagi akuntansi yang layak. Istilah mata uang konstan artinya bahwa dari tahun ke tahun, laporan keuangan terus menerus dinyatakan ulang untuk mencerminkan nilai sekarang dar mata uang setempat sebanding dengan inflasi.

Mengkonversikan nilai nominal mata uang setempat tahun sebelumnya menjadi nilai tahun sekarang memungkinkan perbandingan tahun ke tahun dari pertumbuha riil (yaitu sudah disesuaikan terhadap inflasi) atau penurunan dalam rekening-rekening kunci seperti portofolio kredit atau biaya operasional. Konversi ini tidak mempengaruhi hasil keuangan LKM, karena semua rekening dikonversi dan tidak ada biaya batu atau rekening modal yang diciptakan.

BAB : 7 Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen dari suatu lembaga meliputi semua sistem yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang memandu manajemen dalam mengambil keputusan dan tindakan. Sistem informasi manajemen dapat dilihat sebagai peta kegiatan yang dilakasanakan LKM. Sistem tersebut memantau operasi lembaga dan menyediakan semua laporan yang mencerminkan informasi yang dianggap manajemen sebagai paling berarti untuk ditelusuri. Para karyawan, manajemen, dewan, organisasi pendanaan, pihak pengatur, dan pihak-pihak lain mengandalkan pada semua laporan yang dihasilkan oleh sistem informasi manajemen untuk memberikan gambar yang tepat mengenai apa saja yang terjadi dlam lembaga.

Informasi tentang operasi yang lebih akurat, tepat waktu dan lengkap, terutama tentang portofolio kredit, akan memperkuat kemampuan manajemen untuk meningkatkan kinerja keuangan dan memperluas jangkauan pelanggan.

Sistem informasi yang baik dapat :

1. Memperbaiki kerja karyawan lapangan.

2. Memungkinkan para pengawas memantau bidang tanggung jawab mereka dengan lebih baik.

3. Membantu manajemen senior lebih baik menyusun pekerjaan organisasi secara menyeluruh serta

Mengambil keputusan operasional dan strategis secara bijaksana.

Pandangan Umum Persoalan Berkenaan Dengan sistem Informasi Manajemen

Pada tingkat yang paling fundamental adalah penting untuk mengetahui perbedaan antara DATA dengan INFORMASI. Data yang relevan dihasilkan oleh lembaga dalam bentuk : cek yang dibayar kepada karyawan, pemasok dan nasabah, catatan pembayaran kembali kredit pelanggan dan penarikan dana bank. setoran dan pemindahan dana. Adalah tugas dari sistem informasi manajemen untuk merubah data mentah ini kedalam informasi yang berarti yang dapat digunakan oleh LKM dalam mengambil keputusan.

Banyak LKM menghabiskan waktu dan uang yang cukup banyak untuk mengembangkan sistem informasi manajemen yang ternyata mengecewakan atau tak memuaskan karena tiga faktor sebagai berikut :

1. Pengenalan yang buruk dari kebutuhan akan informasi.

2. Komunikasi yang buruk antara manajemen dengan personalia sistem.

3. Harapan yang tak realistis mengenai teknologi informasi.

Titik pangkal dalam pengembangan setiap sistem informasi manajemen adalah menetapkan informasi apa saja yang dibutuhkan lembaga untuk mengambil keputusan yang layak dan melaksanakannya dengan baik. Kunci untuk menetapkan kebutuhan akan informasi adalah mengevaluasi kebutuhan para pengguna akan informasi tersebut.

Dengan disediakan informasi yang baik dalam bentuk yang berguna dan secara tepat waktu, seluruh pemangku kepentingan dalam lembaga para karyawan semua tingkatan, pelanggan, anggota dewan, donor, investor, pihak pengatur akan diberikan informasi yang mereka butuhkan untuk mengambil bagian dengan produktif dalam seluruh kegiatan LKM.

Tiga Bidang Sistem Informasi Manajemen

Biasanya sistem informasi manajemen LKM termasuk dalam tiga bidang utama :

1. Sistem akuntansi.

2. Sistem pemantauan kredit dan tabungan.

3. Sistem yang disusun untuk mengumpulkan data tentang dampak pelanggan.

Tidak semua lembaga memiliki sistem informasi manajemen yang mencakup semua bidang ini. Dua bidang pertama hampir selalu ada dlam bentuk tertentu, hanya LKM yang menerima simpanan membutuhkan sistem untuk memantau tabungan.

Sistem Akuntansi

Semua standar yang mempedomani tatacara akuntansi dan auditing sangat bervariasi dari negara yang satu ke negara lain, hampir selalu ada beberapa prinsip utama yang menentukan logika mendasari sisi akuntansi dari sistem informasi manajemen.

Manajemen sebaiknya menetapkan dengan jelas segala macam variasi laporan dasar ini yang dibutuhkan untuk mengawasi operasi secara efektif, seperti laporanlaba rugi oleh kantor cabang atau neraca oleh organisasi pendanaan. Buku besar kemudian dpat disusun untuk menyerap data yang relevan dan menghasilkan laporan dengan tingkat perincian yang layak.

Bagian Rekening. Inti dari sistem akuntansi lembaga adalah buku besar. Selanjutnya kerangka buku besar adalah bagian rekening. Susunan bagian rekening mencerminkan keputusan fundamental oleh lembaga. Struktur dan tingkat perincian yang disusun akan menetapkan jenis informasi yang mungkin diakses dan dianalisis oleh manajemen di kemudian hari. Manajemen harus jelas mengenai kebutuhan akan informasi dan mampu mencapai keseimbangan antara dua pertimbangan yang berlawanan.

Bagian rekening sebaiknya disusun untuk memenuhi kenutuhan manajemen, menyediakan informasi dengan tingkatan perincian yang berarti bagi para manajer disegala tingkatan. Kebtuhan donor, pengaturan dan auditing biasanya kurang terperinci dan oleh karena itu dpat dipenuhi apabila kebutuhan manajemen dipenuhi.

Sistem Pemantauan Kredit dan Tabungan

Praktek akuntansi yang sudah mapan dicerminkan oleh piranti lunak buku besar, sekarang ini belum ada standar atau pedoman yang benar-benar diakui bagi sisi penelusuran kredit dari sistem informasi manajemen. (Disini, piranti lunak penelusuran kredit dan sistem portofolio digunakan searti dengan sistem pemantauan kredit dan tabungan, termasuk kemampuan untuk menelusuri informasi berkenaan dengan tabunga). Akibatnya, setiap program piranti lunak yang disusun untuk penelusuran kredit mempunyai pendekatan sendiri terhadap informasi yang ditelusuri, bermacam-macam laporan yang dihasilkan dan yang paling penting bermacam-macam ciri khas yang tercakup. Beberapa ciri khas kunci yang berbeda luas diantara semua program piranti lunak penelusuran kredit mencakup berbagai jenis model pemberian kredit yang ditunjang, metode perhitungan bunga dan provisi, frekuensi dan komposisi pembayaran kredit dan format laporan. Setiap LKM cenderung mempunyai keistimewaan cara sendiri untuk menyusun kegiatan operasional kredit, dan oleh sebab itu piranti lunak penelusuran kredit LKM berusaha mencerminkan tatacara operasional dan arus kerja dari lembaga.

Sistem sebaiknya disusun untuk menetapkan seperangkat peraturan yang jelas dari berbagai macam produk dalam setiap jenis produk keuangan. Misalnya, lembaga bisa menawarkan kredit bisnis kecil dan kredit kelompok solidaritas. Masing-masing jenis kredit ini mempunyai ciri khas atau peraturan yang jelas berbeda. Suku bunga, metode perhitungan bunga, jumlah dan jangka waktu maksimum yang diperkenankan, definisi pembayaran terlambat, agunan yang memenuhi syarat dan banyak faktor lain akan bervariasi diantara berbagai produk kredit yang berbeda tersebut.

Makin banyak produk keuangan yang ditawarkan oleh lembaga, makin rumit sistem portofolionya. Makin rumit sistem maka makin tinggi biaya pembelian piranti lunak, makin tinggi tingkat keahlian yang perlu untuk menunjang sistem dan makin tinggi risiko kesalahan pembuatan program dan pemasukan data.

Menilai Piranti Lunak Penelusuran Kredit

Ada tiga pilihan pendekatan untuk mendapatkan piranti lunak penelusuran kredit :

1. Membeli paket piranti lunak siap saji dari pengembang setempat atau pemasok internasional.

2. Merubah sistem yang ada, dengan memasukkan ciri-ciri kunci yang perlu untuk LKM tertentu.

3. Menegmbangkan sistem yang sepenuhnya dibuat menurut pesanan, yang khusus disusun dan diporogram

untuk lembaga.

Keputusan mengenai jalan mana yang ditempuh sebagian besar didasarkan pada skala operasi lembaga. Secara sederhana mungkin berguna untuk menggolongkan LKM dalam tiga ukuran, yaitu :

LKM Kecil adalah lembaga dengan kurang dari 3.000 pelanggan yang tidak mempunyai rencana bagi perluasan yang berarti. LKM seperti ini tidak berharap untuk berubah menjadi lembaga keuang resmi atau menawarkan bermacam-macam produk keuangan. Akibatnya kebutuhan akan sistem informasi manajemen adalah sangat mendasar dan tidak membutuhkan sistem portofolio yang ketat dan serbaguna.

LKM Sedang adalah lembaga yang mempunyai jumlah pelanggan antara 3.000 dan 20.000 orang, yang berkembang dan menawarkan bermacam-macam produk kredit dan tabungan. LKM seperti ini membutuhkan sistem informasi manajemen yang jauh lebih ketat dengan ciri-ciri keamanan yang kuat dan jejak pemeriksaan yang teliti, yang menangani transsksi dalam jumlah besar, termasuk kemampuan untuk memamntau rekening tabungan, dan akan mampu menghadapi penelitian yang cermat dari pihak pengatur perbankan.

LKM Besar mempunyai jumlah pelanggan lebih dari 20.000 orang. LKM seperti ini biasanya cukup besar untuk membenarkan perubahan besar sistem informasi manajemen yang ada atau pengembangan sistem baru khususnya memenuhi kebutuhan akan informasi. Walaupun biaya pengembangan sistem informasi sangat mahal, namun peningkatan mutu informasi serta otomasi dari banyak tugas kunci dapat membawa kepada efisiensi yang berarti dalam operasi skala ini, yang membenarkan keharusan untuk melakukan investasi tingkat tinggi.

Untuk memutuskan diantar berbagai pilihan yang ada, LKM sebaiknya menilai apakah paket piranti lunak yang sudah ada memenuhi sebagian besar kebutuhan manajemen portofolio. Penilaian awal dari program piranti lunak sebaiknya meliputi kajian yang cermat dari seluruh dokumentasi yang ada dan secara ideal kajian dari peragaan atau percobaan piranti lunak. Penilaian awal ini sebaiknya fokus pada segala persoalan utama kecocokan diantara berbagai jenis produk keuangan yang ditunjang metode landasan bunga yang didukung dan sebagainya, daripada perincian yang lebih teknis.

Apabila suatu paket piranti lunak tertentu lulus dari penilaian awal, maka kerangka kerja bagi piranti lunak penelusuran kredit sebagai berikut dapat berlaku sebagai pedoman untuk evaluasi yang lebih lengkap dari sistem manajemen portofolio.

Ada enam aspek piranti lunak penelusuran kredit yang perlu dievaluasi, yaitu :

1. Kemudahan penggunaan.

2. Ciri khas.

3. Laporan.

4. Keamanan.

5. Persoalan piranti lunak dan piranti keras.

6. Dukungan teknis.

Sistem Penelusuran Dampak Pelanggan

Sebagian besar LKM ingin menelusuri data sosial ekonomi dan dampak (yaitu jumlah pekerjaan yang diciptakan, jumlah pelanggan yang keluar dari kemiskinan). Namun demikian, penelusuran dampak pelanggan bahkan kurang baku daripada manajemen portofolio dan menawarkan tantangan besar kepada LKM yang sedang mencari paket piranti lunak yang tepat. Sebenarnya tidak ada sistem siap saji untuk memantau dampak yang tersedia sekarang ini. Lembaga yang memilih untuk memantau dampak biasanya telah memilih pendekatan pengumpulan informasi yang melengkapi proses pengumpulan informasi mereka lainnya.

BAB : 6 Menyusun Produk Tabungan

Pelayanan tabungan seringkali tidak disediakan untuk para pelanggan LKM karena dua alasan utama. Pertama, adanya salah satu paham bahwa orang miskin tidak mampu dan tidak menabung, yang berarti bahwa permintaan mereka untuk produk tabungan tidak diperhatikan dan tidak diketahui. Kedua, karena kendala peraturan sebagian besar LKM, banyak yang tidak diperbolehkan mengerahkan tabungan secara sah.

LKM yang mengandalkan sumbangan pendanaan dari sumber luar seringkali memsatkan pada permintaan donor daripada permintaan pelanggan potensial, terutama pelanggan tabungan potensial (GTZ 1997) :

"Pengerahan tabungan sekarang dianggap sebagai faktor yang sangat penting dalam mengembangkan

pasar keuangan yang sehat. Ada sejumlah program pengerahan tabungan yang sukses dan sedang

tumbuh di negara yang sedang berkembang dan pemerintah serta lembaga internasional makin

tertarik dengan kegiatan seperti itu. Rumah tangga pedesaan dan tidak kaya terutama sekali menjadi

fokus dari berbagai kebijakan memajukan tabungan dan mitos bahwa orang miskin tidak mempunyai

sisa uang setelah konsumsi dan tidak tanggap terhadap pemberian insentif ekonomi semakin sering

dipertanyakan kebenarannya." (FAO 1995).

Dana subsidi kredit juga menyumbang kepada terbatasnya pengerahan tabungan. LKM yang memperoleh subsidi pendanaan tidak mempunyai atau mempunyai sedikit intensif untuk mengerahkan tabungan, karena mereka memiliki dana untuk penerusan kredit dari para donor dengan suku bungan yang lebih rendah daripada yang mereka harus bayar kepada para deposan. Lagi pula, mengakses pendanaan donor seringkali lebih murah daripada membangun infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengerahkan tabungan.

Apabila LKM ingin mengerahkan tabungan secara efektif, lingkungan ekonomi dan politik yang sesuai harus disediakan didalam negara dimana LKM tersebut berusaha. Tingkat pengelolaan makro ekonomi dan kemantapan politik yang layak dibutuhkan karena mereka mempengaruhi tingkat inflasi, yang mempengaruhi kemampuan LKM menawarkan pelayanan tabungan secara berkelanjutan. Tambahan pula, suatu lingkungan pengaturan yang tepat dan memmungkinkan adalah pesaing.

Permintaan Layanan Tabungan

Pola arus kas para pengusaha mikro berubah-ubah. Selama waktu dari kelebihan arus kas para pelanggan membutuhkan cara yang aman dan nyaman untuk menabung. Pada saat arus kas terbatas para pelanggan yang sama ini perlu dapat mengakses tabungan mereka (dengan kata lain mereka membutuhkan bentuk cair dari tabungan).

Menabung dalam aktiva keras seperti padi dan hewan tidak menyediakan keamanan (hewan bisa mati), likuiditas (nilai pasar bisa berubah atau pasar mungkin tidak ada sewaktu penjualan) atau dapat dibagi (mereka tidak dapat menjual setengah kambing jika mereka hanya perlu sebagian tabungan). Tambahan pula, memelihara ternak, tanah, atau padi mungkin mengakibatkan biaya yang meningkatkan kesukaran arus kas pada saat uang tidak tersedia.

Para pengusaha mikro, seperti pelaku bisnis lainnya, setidaknya menabung karena lima alasan :

1. Konsumsi dan barang konsumen yang tahan lama.

2. Investasi.

3. Maksud sosial dan keagamaan.

4. Pensiun, kesehatan yang buruk atau cacat.

5. Variasi musiman dalam arus kas.

Mereka yang merupakan pasar sasaran dari sebagian besar kalau tidak semua LKM membutuhkan akses atas layanan tabungan yang memastikan bahwa dana mereka akan aman, lancar, dan dapat dibagi. Para pelanggan tabungan merasa tertarik karena tiga kegunaan utama :

1. Kenyamanan.

2. Likuiditas.

3. Keamanan.

Umumnya para pelanggan tabungan tidak menganggap bunga yang dihasilkan dari tabungan sebagai prioritas, namun bunga tersebut menjadi prioritas kalau sumber daya adalah jarang dan tidak tersedia banyak peluang investasi yang menguntungkan.

Apakah ada Lingkungan yang Memungkinkan?

Peraturan luar harus didasarkan pada standar perbankan internasional dan secara lebih khusus pada prinsip-prinsip akuntansi internasional, persyaratan modal minimum, segala teknik untuk mengurangi dan membuat bervariasi eksposur risiko aktiva, kebijakan penyisihan dan kriteroa kinerja.

LKM yang tidak beroperasi dalam lingkungan yang memungkinkan harus melobi pihak berwenang yang tepat untuk membuat perubahan dimana perlu. Untuk melakukan ini mereka harus membiasakan diri dengan pengalaman internasional dan setemapat dan bukti untuk mendukung argumentasi mereka. Mereka juga harus melaksanakan riset pasar tentang permintaan instrumen tabungan dipasar mereka sendiri.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu kasus terkenal dari bank pemerintah yang menyediakan pelayanan tabungan untuk para pelanggan berpendapatan rendah secara berkelanjutan. Bank Rakyat Indonesia telah menunjukkan bahwa para pengusaha mikro memanfaatkan layanan tabungan lebih banyak dari layanan kredit.

Persyaratan Hukum untuk Menawarkan Pelayanan Tabungan Sukarela

Ada dua persyaratan hukum utama yang biasanya perlu dipenuhi sebelum LKM dapat menawarkan pelayanan tabungan yaitu : perizinan dan persyaratan cadangan.

Perizinan. Umumnya, LKM perlu memiliki izin untuk menghimpun tabungan. Ini biasanya berarti bahwa LKM tersebut tunduk kepada semacam pengaturan.

Untuk menerima tabungan dari masyarakat umum, organisasi wajib mempunyai izin. LKM yang mempunyai izin sebagai lembaga penerima tabungan biasanya tunduk kepada semacam pengaturan dan pengawasan oleh biro pengawasan bank dari negara, bank sentral, atau departemen atau badan pemerintah lainnya. Mengikuti persyaratan pengaturan dan pengawasan biasanya membebani biaya tambahan kepada LKM.

Persyaratan Cadangan. Persyaratan cadangan merujuk kepada suatu persentase simpanan yang diterima oleh lembaga yang wajib ditemapatkan pada bank sentral atau dalam bentuk serupa yang aman dan cair. Ini dipaksakan biro pengawasan bank setempat tentang pengesahan LKM dalam menerima simpanan untuk memastikan keamanan dan mudah diaksesnya dana deposan. Dengan menetapkan suatu persentase dana tabungan tertentu sebagai cadangan, pemerintah membatasi LKM mengenai seluruh jumlah dana yang tersedia untuk dipinjamkan kembali.

Persyaratan cadangan mengakibatkan peningkatan biaya untuk LKM, karena jumlah yang disimpan dalam cadangan tidak dapat dipinjamkan dan dengan dimikian tidak menghasilkan hasil portofolio atau tingkat hasil investasi secara efektif.

Penjaminan Simpanan.

Cara terbaik untuk memastikan keamanan simpanan adalah mencegah gagalnya LKM dalam menyediakan pelayanan simpanan. Ini paling baik dilakukan dengan memastikan bahwa LKM memiliki manajemen yang sehat dan kebijakan perkreditan yang bijaksana (hati-hati) serta didukung oleh peraturan dan pengawasan yang layak.

Dalam segala hal adalah penting bahwa pemerintah menyediakan dukungan yang penting untuk membuat sistem menjadi efektif. Penjaminan simpanan dibentuk karena tiga alasan utama (FAO 1995) :

1. Memperkuat kepercayaan terhadap sistem perbankan dan membantu memajukan pengumpulan

simpanan.

2. Menyediakan mekanisme resmi kepada pemerintah untuk menanggulangi bank-bank yang mengalami

kegagalan.

3. Memastikan bahwa para penabung kecil dilindungi dalam hal kegagalan bank.

Dua dari kekurangan utama rencana penjaminan simpanan adalah bahwa para penabung kurang mempunyai intensif untuk memilih LKM yang mantap dan LKM kurang mempunyai intensif untuk mengelola organisasi mereka dengan hati-hati. Namun demikian, kebutuhan untuk melindungi mereka yang menyimpan dana atau menabung dalam LKM adalah sangat penting, karena kurang sempurnanya informasi mengenai LKM yang tersedia bagi para pelanggan berpendapatan rendah dan kurangnya minat pemerintah mencampuri dan mengganti kerugian para penabung bilamana LKM mengalami kegagalan, karena dalam kebanyakan hal kegagalannya kemungkinan besar tidak dilihat sebagai ancaman terhadap kemantapan keuangan negara.

Apakah LKM Memiliki Kapasitas Kelembagaan yang Penting untuk Mengerahkan Tabungan

Sebelum menawarkan layanan tabungan sukarela, LKM harus memastikan bahwa mereka memiliki struktur kelembagaan yang memungkinkan mereka mengerahkan tabungan secara sah serta kapasitas kelembagaan yang cukup memadai atau kemampuan untuk mengembangkannya. Kapasitas kelembagaan mengharuskan bahwa tata kelola, manajemen, karyawan dan struktur operasional yang cukup memadai sudah berada ditempat untuk menyediakan layanan tabungan. Selanjutnya, persyaratan pelaporan tambahan untuk biro pengawasan atau badan pengawasan lainnya secara tidak langsung berarti kenaikan dalam biaya personalia dan peningkatan sistem informasi manajemen.

Kepemilikan, tata kelola dan struktur organisasi mempunyai dampak yang kuat tehadap persepsi pelangganmengenai pengerahan tabungan oleh LKM. Lagi pula, perkenalan layanan tabungan sukarela secara tidak langsung berarti penambahan banyak nasabah, baru, yang selanjutnya membutuhkan peningkatan kemampuan karyawan dan program pelatihan karyawan, manajemen, sistem pemasaran, infrastruktur, keamanan dan pengendalian internal, sistem informasi manajemen, dan manajemen resiko.

Kepemilikan dan Tata Kelola

Kepemilikan oleh masyarakat umu dapat membuat LKM nampak dapat diandalkan dan aman, terutama sekali jika ada dukungan politik yang kuat dan sedikit campur tangan politik. Para penabung mengetahui bahwa pemerintah akan melindungi mereka dalam hal krisis likuiditas dan solvabilitas yang parah. Namun demikian, kepemilikan umum juga dapat memaksakan pembatasan tabungan apabila program subsidi kredit yang tersedia dan intervensi pemerintah dalam penetapan harga dan pemilihan nasabah berlaku.

LKM milik swasta perlu memastikan bahwa mereka dianggap sebagai perantara keuangan yang sehat. Hubungan dengan perseorangan, keluarga, atau lembaga yang dihormati seperti organisasi keagamaan atau perusahaan induk yang lebih besar dapat membantu memperkuat keyakinan dan kepercayaan dari para penabung mereka.

Struktur tata kelola LKM adalah sangat penting untuk memastikan jasa intermediasi fanasial yang layak antara para penabung dengan para peminjam. LKM yang mengerahkan tabungan besar kemungkinan mempunyai tata kelola yang lebih profesional, dengan representasi yang lebih besar dari sektor keuangan swasta atau keanggotaan daripada mereka yang bisnis satu-satunya adalah mencairkan kredit.

Struktur Organisasi

Sebagian besar LKM yang mengerahkan tabungan memiliki struktur organisasi yang luas dan terdesentralisasi. Lokasi yang berdekatan dengan para nsabah penabung mengurangi biaya transaksi baik untuk LKM maupun untuk para pelanggan dan merupakan bagian yang penting dalam membentuk hubungan tetap yang dibangun berdasarkan saling percaya, sebagai kunci untuk pengerahan tabungan yang sukses.

LKM yang sukses mengorganisasikan kantor cabang atau kantor lapangan mereka sebagai pusat laba dan menggunakan metode transfer pricing yang memastikan cakupan biaya sepenuhnya ke seluruh jaringan kantor cabang. Transfer pricing artinya penetapan harga jasa yang disediakan kantor pusat untuk kantor cabang atau dasar perolehan kembali biaya.

Transfer pricing yang dibebankan terhadap kantor cabang (atau dibayar oleh kantor cabang untuk kelebihan simpanan) ditetapkan mendekati suku bunga pinjaman antar bank atau dengan suku bunga yang lebih tinggi sedikit daripada biaya dana rata-rata untuk LKM. Ini menyediakan intensif bagi kantor cabang untuk mengerahkan tabungan setempat daripada mengandalkan pada kelebihan likuiditas dari kantor cabang lain didalam jaringan. Transfer pricing juga dapat menghasilkan pendapatan tambahan ditingkat kantor pusat untuk menutup biaya overhead. Transfer pricing memastikan adanya transparansi dan menanamkan akuntabilitas dan tanggung jawab di semua kantor cabang.

Sumber Daya Manusia

Mengelola perantara keuangan adalah jauh lebih sulit daripada mengelola organisasi kredit, terutama karena ukuran organisasi seringkali meningkat dengan pesat. Ini berakibat serius apabila LKM adalah seperti banyak organisasi yang mempunyai satu atau dua orang kunci yang mengepalai organisasi dan melibatkan diri secara pribadi dalam hampir seluruh aspek operasional.

Rekrutmen karyawan harus fokus pada pemilihan karyawan dari wilayah setempat yang akrab dengan adat-istiadat dan kebudayaan dan apabila sesuai logat yang diucapkan di wilayah tersebut. Para karyawan setempat cenderung menanamkan kepercayaan kepada para pelanggan dan membuat lebih mudah bagi mereka untuk berkomunikasi dengan LKM. Beberapa penelitian mendapati bahwa orientasi karyawan yang kuat dan sikap budaya melayani adalah unsur yang sangat penting bagi pengerahan tabungan yang sukses.

Pelatihan yang berani bagi manajemen dan karyawan menjadi penting sekali kalau memperkenalkan tabungan. Para manajer dan karyawan perlu belajar bagaimana pasar setempat beroperasi, bagaimana menemukan para penabung potensial, dan bagaimana menyusun instrumen dan jasa untuk pasar tersebut. Mereka perlu juga perlu memahami keuangan dasar dan pentingnya perbedaan yang cukup memadai antara layanan kredit dengan layanan tabungan.

Pemasaran

Selama tahap riset pasar, LKM perlu mempelajari layanan tabungan apa saja yang diminta para pelanggan potensial dan kemudian memasukkan innformasi ini kedalam pola produk pemasaran. Misalnya, untuk mendorong pengerahan tabungan Bank Rakyat Indonesia menetapkan bahwa para penabung akan menyukai peluang menerima hadiah pada saat pembukaan rekening tabungan.

Metode pemasaran lain yang digunakan oleh Bank Rakyat Indonesia adalah menayangkan sejumlah poster yang memperlihatkan foto-foto kantor cabang pembantu setempat, kantor cabang lebih besar, dan kantor pusat bank yang terlihat mengesankan.

LKM juga dapat menetapkan hari-hari "pintu terbuka" ketika para pelanggan dapat masuk dan menemui para karyawan serta secara fisik melihat lemari besi dimana uang tunai disimpan. Apabila para penabung tidak biasa dengan bank pada umumnya, mereka mungkin merasa terhibur dengan suatu lingkungan yang aman.

Namun demikian pada akhirnya, dari mulut ke mulut adalah bentuk pemasangan iklan yang terbaik. Untuk memastikan dari mulut ke mulut yang positif maka pelayanan yang disediakan untuk para penabung uang harus tepat waktu, penuh perhatian dan jujur.

Infrastruktur

LKM mungkin perlu membuka kantor-kantor cabang yang berdekatan dengan para pelanggan mereka. Namun demikian, ini mungkin tidak perlu hingga LKM mencapai sejumlah besar bisnis tertentu. Kemungkinan lain, LKM dapat menyediakan pelayanan "Bank Mobil", dengan para karyawan LKM bepergian ke pelanggan untuk mengumpulkan tabungan daripada mengharapkan pelanggan berkunjung ke kantor cabang. Para pejabat tabungan Bank Rakyat Indonesia setiap minggu pergi ke setiap desa dan mengumpulkan tabungan dan menyediakan penarikan dana. Bank Mobil berjalan baik sejauh LKM konsekuen dengan jadwal kunjungan, sehingga para pelanggan percaya akan kemampuan mereka untuk menyetor atau menarik dana tabungan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu.

Keamanan dan Pengendalian Internal

LKM perlu membeli lemari besi untuk menyimpan uang tunai yang tersedia untuk menghadapi kemungkinan penarikan dan untuk memperkecil risiko perampokan. Apabila LKM menghimpun tabungan melalui bank mobil, perlu ada dua pejabat yang bekerjasama untuk memperkecil risiko penipuan dan perampokan.

LKM perlu mengembangkan pengendalian internal untuk menyikapi risiko keamanan kalau menyediakan produk tabungan sukarela. Disektor keuangan resmi ada pengetahuan yang luas dalam menanggulangi risiko, termasuk pemeriksaan seperti pengamanan kas dan kombinasi kunci lemari besi oleh dua pihak, pemisahan tugas, jejak pemeriksaan dan penggunaan khazanah tahan api dan kotak setoran.

Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen yang layak dan berjalan sehat adalah inti dari sistem pengendalian internal dan pemantauan yang efisien. Sistem informasi manajemen sebaiknya sederhana, transparan, dan objektif. Pada dasarnya suatu sistem informasi manajemen yang efektif menjadi penting bilamana pelayanan tabungan diperkenalkan untuk manajemen internal dan pelaporan eksternal.

Ada tiga tujuan utama untuk suatu sitem informasi :

1. Pengolahan transaksi.

2. Pelayanan nasabah.

3. Informasi manajemen.

Pemeliharaan database pelanggan sepanjang waktu adalah penting untuk memungkinkan lembaga menganalisis hubungan antara produk kredit dengan produk tabungan serta perincian pasar lainnya. Adalah semakinpenting bagi sistem informasi manajemen untuk menyediakan pelaporan dan pemantauan yang diminta oleh badan pengawasan yang bertanggung jawab atas pengaturan LKM. Sistem harus disusun untuk memastikan bahwa informasi ini dihasilkan secara teratur dan bahwa sistem juga menyediakan informasi yang berguna untuk LKM sendiri.

Manajemen Resiko dan Tresuri

Perkenalan penerimaan simpanan sangat menyulitkan manajemen aktiva dan pasiva. Disamping memenuhi persyaratan cadangan yang ditetapkan oleh pihak pengatur yang berwenang, juga pesaing untuk mempunyai jumlah uang tunai tang tepat di kantor-kantor cabang yang tepat pada waktu yang tepat. Manajemen likuiditas yang buruk dapat menghambat secara serius kemampuan operasional dari setiap kantor cabang. Sebagian besar LKM yang menghasilkan banyak tabungan kecil telah mendapati bahwa rekening-rekening tabungan yang sangat kecil, bahkan dengan jumlah penarikan yang tidak dibatasi, biasanya mengalami sedikit perputaran dan oleh karena itu merupakan pelindung likuiditas yang mantap. LKM milik masyarakat umum seringkali mengandalkan pada rekening tabungan besar dari lembaga milik pemerintah atau deposito berjangka besar dari bank umum, yang secara tidak langsung meningkatkan resiko likuiditas jika peraturan pemerintah berubah dan mereka ditinggalkan oleh para deposan besar.

Urutan Perkenalan Layanan Tabungan

Perencanaan LKM untuk memeprkenalkan pelayanan tabungan sukarela harus memeperhatikan urutan dalam mengikuti berbagai langkah, antara lain :

1. Meningkatkan pengetahuan para dewan direksi dan para manajer LKM mengenai pengalaman LKM

setempat dan internasional lainnya.

2. Melakukan riset pasar dan melatih para karyawan yang terpilih untuk tahap percobaan.

3. Melaksanakan dan mengevaluasi proyek percobaan.

4. Bilamana perlu, laksanakan atau evaluasi proyek percobaan kedua untuk uji coba produk dan harga yang

telah diubah sebagai hasil percobaan pertama.

5. Bilamana seluruh instrumen, penetapan harga, logistik, sistem informasi, dan pelatihan karyawan telah

dilengkapi, perluas secara bertahap pengerahan tabungan ke seluruh kantor cabang.

6. Bilamana perluasan pelayanan tabungan ke semua kantor cabang telah tercapai, alihkan perhatian dari

Logistik perluasan kepada teknik penetrasi pasar.

Jenis-Jenis Produk Tabungan untuk Pengusaha Mikro

Instrumen tabungan harus disusun dengan tepat untuk memenuhi kebutuhan setempat. Adalah sangat penting bahwa LKM melakukan riset pasar sebelum memperkenalkan produk yang baik dengan berbagai tingkat likuiditas yang menjawab ciri-ciri dan kebutuhan keuangan dari berbagai segmen pasar.

Umumnya tabungan sukarela perorangan terbukti lebih berhasil daripada tabungan kelompok. Sebagian besar produk tabungan untuk para pelanggan mikro meliputi ciri-ciri sebagai berikut :

1. Persyaratan saldo pembukaan minimum biasanya rendah.

2. Penawaran bauran produk tabungan yang cair, produk tabungan semi likuid, dan deposito berjangka

Dengan struktur waktu tetap.

3. Penawaran suku bunga yang menarik.

4. Suku bunga sebaiknya meningkat sesuai dengan ukuran rekening tabungan untuk menyediakan intensif

Keuangan bagi para penabung.

5. Saldo rekening tabungan dibawah minimum tertentu di kecualikan dari pembayaran bunga untuk

mengimbangi sebagian biaya administrasi yang relatif tinggi.

6. Sebagian LKM mungkin membebani provisi dan komisi terhadap deposan untuk membuka dan menutp

rekening dan untuk pelayanan tertentu.

Ada tiga kelompok simpanan besar berdasarkan tingkat likuiditas rekening giro dengan sifat kecairan yang tinggi, yaitu :

Rekening Likuid. Simapanan dengan likuiditas yang tinggi menyediakan fleksibilitas terbesar dan likuiditas dan hasil yang paling rendah. Rekening giro atau simpanan atas permintaan adalah simpanan yang memungkinkan dana disetor dan ditarik pada setiap waktu. Seringkali tanpa pembayaran bunga. Rekening dengan kecairan yang tinggi sukar untuk dikelola, karena mereka membutuhkan pembukaan yang cermat dan bukan sumber pendanaan yang natap seperti deposito berjangka.

Rekening Semi Likuid. Rekening semi likuid menyediakan sebagian likuiditas dan sebagian bagi hasil. Sebagian rekening tabungan adalah semi likuid, yang berarti bahwa peminjam biasanya dapat menarik dana bebrapa kali dalam satu bulan dan menyetor dana pada setiap waktu. Tak serupa dengan rekening giro, rekening tabungan biasanya membayar tingkat bunga nominal yang terkadang didasarkan pada saldo minimum dalam rekening selama jangka waktu tertentu.

Deposito Berjangka Tetap. Depodito berjangka adalah rekening tabungan yang jangka waktunya sudah ditetapkan. Mereka menyediakan likuiditas paling rendah dan ahsil paling tinggi. Deposito berjangka biasanya merupakan sumber pendanaan yang mantap bagi LKM dan membayar hasil yang lebih tinggi untuk penabung. Biasanya, suku bunga didasarkan pada lamanya jangka waktu deposito dan pergerakan yang diharapkan dalam harga pasar. Deposito berjangka berkisar dari jangka waktu satu bulang hingga beberapa tahun, mereka memungkinkan LKM mendanai kredit untuk jangka waktu lebih pendek sedikt jangka waktu deposito. Ini membuat likuiditas dan manajemen kesenjangan (GAP) lebih mudah bagi LKM, karena dana tersedia untuk jangka waktu yang sudah ditetapkan, yang diimbangi likuiditas yang berkurang dan resiko suku bunga yang bertambah bagi penabung.

Biaya Mengerahkan Tabungan Sukarela

Biaya pengerahan tabungan bergantung tidak saja pada beberapa faktor internal seperti efisiensi operasional, namun juga pada bebrapa faktor eksternal seperti persyaratan cadangan minimum, tingkat pajak, dan kondisi pasar pada umumnya. Menentukan seluruh biaya internal dan eksternal membantu menetapkan berapa harga untuk membayar berbagai produk tabungan.

Biaya-biaya tersebut meliputi :

Biaya Pengadaan. Meliputi riset dan pengembangan yang mungkin termasuk memperkerjakan konsultan luar dan tenaga ahli dibidang tabungan, pencetakan buku tabungan dan bahan pemasaran lainnya untuk peluncuran awal, lemari besi, sistem komputer, termasuk piranti keras dan piranti lunak. serta biaya karyawan lama dan baru. Biaya ini seluruhnya diperkirakan dan suatu rencana dipikirkan sebelum mengembangkan produk tabungan.

Biaya Langsung. Merupakan biaya yang khusunya diakibatkan oleh penyediaan layanan tabungan. Biaya langsung bisa variabel atau tetap. Biaya variabel adalah biaya yang diakibatkan per rekening atau per transaksi. Mereka termasukwaktu dan bahan yang digunakan untuk membuka, memelihara, dan menutup rekening. Seluruh biaya ini dapat diperkirakan per rekening berdasarkan kegiatan rata-rata dan waktu yang dihabiskan untuk memproses transaksi dalam satu masa tertentu.

Biaya Langsung Tetap. Merupakan biaya yang diakibatkan oleh penyelenggaraan produk tabungan yang tidak berubah dengan jumlah rekening yang dibuka atau dipelihara. Ini termasuk gaji dan pelatihan terus menerus untuk para pejabat tabungan, manajemen tambahan, personalia akuntansi tambahan, infrastruktur kantor cabang dan setiap promosi khusus untuk produk tabungan.

Biaya Tidak Langsung. Adalah biaya yang tidak berhubungan langsung dengan penyediaan pelayanan tabungan namun sebagian perlu dibebankan pada operasi tabungan berdasar sebagian dari seluruh pelayanan yang disediakan oleh organisasi. Ini termasuk biay overhead seperti : gedung, biaya operasional umum. Biaya tidak langsung biasanya dibagi rata berdasarkan jumlah kegiatan bisnis yang dihasilkan oleh produk tabungan dibandingkan kegiatan bisnis lainnya seperti kredit, investasi, dan lainnya.

Biaya Dana. Merujuk pada suku bunga yang dibayarkan kepada deposan. Suku bunga berbeda-beda berdasarkan likuiditas dari rekening dan lamanya waktu simpanan ditempatkan.

Seluruh faktor biaya ini harus diperhatikankalau menawarkan produk tabungan. Namun demikian, sukar untuk memperkirkan secara teliti biaya operasional dan permintaan untuk setiap produk dan suku bunga yang penting untuk membuat instrumen menjadi menarik dan perbedaan menjadi menguntungkan. Dengan demikian adanya proyek percobaan adalah penting sekali, untuk memperkirakan ketetapan biaya, menetapkan suku bunga yang layak, menetapkan perbedaan yang sesuai, dan memastikan bahwa produk disusun untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Selanjutnya, sistem intensif LKM dapat disusun untuk meningkatkan produktivitas karyawan dan seterusnya mengurangi baiay administrasi.

Menetapkan Harga Produk Tabungan

Suku bunga yang dibayar atas simpanan didasarkan pada suku bunga simpanan yang berlaku untuk produk serupa pada lembaga, tingkat inflasi, serta penawaran dan permintaan pasar. Beberapa faktor risiko seperti risiko likuiditas dan risiko suku bunga harus juga dipertimbangkan berdasarkan jangka waktu simpanan. Akhirnya, biaya penyediaan tabungan sukarela juga mempengaruhi kebijakan penetapan harga simpanan.

LKM menanggung biaya operasional yang lebih besar untuk mengelola rekening dengan likuiditas yang tinggi dan dengan demikian suku bunga adalah lebih rendah. Produk tabungan perlu dihargai sehingga LKM menghasilkan perbedaan antara pelayanan tabungan dengan pelayanan kredit yang memungkinkan menjadi menguntungkan. Tenaga kerja dan biaya bukan keuangan lainnya harus dipertimbangkan dengan hati-hati kalau menetapkan suku bunga simpanan.