Senin, 11 Januari 2010

BAB : 8 Menyesuaikan Laporan Keuangan

Untuk menganalisis kinerja keuangan LKM secara tepat, penting untuk memastikan bahwa laporan keuangan mereka konsisten dengan prinsip-prinsip akuntansi yang dapat diterima secara umum. Karena struktur banyak lembaga keuangan mikro dan ketergantungan mereka sejak awal pada pendanaan donor, maka seringkali perlu dilakukan penyesuaian terhadap neraca dan laporan laba rugi sebelum kinerja keuangan dapat dianalisis.

Biasanya dibutuhkan dua jenis penyesuaian : penyesuaian yang penting untuk mengikuti standar akuntansi yang tepat, yang seringkali dilupakan LKM, dan penyesuaian yang menyatakan ulang hasil keuangan untuk lebih tepat mencerminkan posisi keuangan LKM secara lengkap.

Semua penyesuaian ini meliputi :

1. Akuntansi untuk beragam kredit dan penyisihan kerugian kredit.

2. Akuntansi untuk persyaratan aktiva tetap.

3. Akuntansi untuk bunga bertambah dan pengeluaran bunga bertambah.

Semua penyesuaian ini diperlukan untuk mengkaji LKM secara tepat dan berarti dan untuk memungkinkan perbandingan diantara lembaga dengan tinkatan tertentu.

Penyesuaian Akuntansi

Diantara penyesuaian yang seringkali diperlukan sebelum kinerja keuangan LKM dapat dianalisis adalah pencatatan akuntansi untuk menyesuaikan laporan keuangan LKM sehingga mengikuti standar akuntansi yang layak. Penyesuaian ini meliputi :

Akuntansi untuk Kerugian Kredit.

Akuntansi untuk kerugian kredit merupakan unsur penting dari manajemen keuangan LKM dan salah satu yang dikelola paling banyak selama ini. Agar dapat secara tepat mencerminkan kinerja keuangan LKM, adalah penting untuk menentukan berapa banyak dari portofolio yang menghasilkan pendapatan dan berapa banyak yang kemungkinan besar tidak ditagih kembali.

Agar dapat mempertanggungjawabkan kerugian kredit secara tepat, langkah yang harus diambil adalah :

1. Membuat Laporan Portofolio.

2. Merancang Cadangan Kerugian Kredit.

3. Penyisihan Kerugian Kredit.

4. Pembukuan Penghapusan Kredit.

Akuntansi untuk Penyusutan Aktiva Tetap.

Banyak LKM melakukan penyusutan aktiva tetap berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang diakui secara umum. Namun, sebagian tidak melakukannya. Apabila dalam analisis laporan keuangan LKM tidak nampak suatu rekening operasional (biaya) yang disebut penyusutan pada laporan laba rugi atau apabila rekening tersebut jumlahnya terlampau besar atau terlampau kecil dibandingkan jumlah aktiva tetap pada neraca, maka perlu untuk menyesuaikan laporan keuangan dan melakukan penyusutan terhadap setiap aktiva modal dengan jumlah yang tepat untuk jumlah tahun berada dalam kepemilikan LKM.

Ada dua metode utama mencatat penyusutan : pertama, metode garis lurus yang mengalokasikan bagian yang sama dari jumlah penyusutan aktiva kepada setiap masa akuntansi. Ini dihitung dengan mengambil biaya aktiva dan membaginya dengan perkiraan jumlah masa akuntansi dari hidup berguna dari aktiva. Hasilnya adalah jumlah penyusutan untuk dicatat setiap hari.

Kedua, metode saldo menurun yang merujuk pada menyusutkan suatu persentase tetap dari biaya aktiva setiap tahun. Nilai persentase dihitung atas biaya tak disusutkan yang tersisa pada awal setiap tahun.

Banyak negara menetapkan standar penyusutan dengan menggolongkan aktiva kedalam beberapa golongan berbeda dan menetapkan tingkat dan metode penyusutan setiap kelas. Ini dikenal sebagai cadangan biaya modal atau Capital Cost Allowance.

Akuntansi untuk Bunga Bertambah (Accrued Interest) dan Biaya Bunga Bertambah (Accrued Interest Expense).

Penyesuaian terakhir yang mungkin diharuskan untuk menyesuaikan laporan keuangan LKM adalah :

1. Penyesuaian untuk Pendapatan Bunga yang Bertambah.

2. Penyesuaian Biaya Bunga yang Bertambah.

Akuntansi untuk Subsidi.

Tak serupa dengan perantara keuangan tradisional yang mendanai kredit mereka dengan tabungan sukarela dan hutang lain, banyak LKM mendanai portofolio kredit mereka terutama sekali dengan modal sumbangan atau pinjaman lunak/konsesi (kewajiban). Pinjaman konsesi, dana sumbangan untuk operasi (termasuk subsidi tidak langsung seperti pembebasan persyaratan cadangan atau asumsi pemerintah mengenai kerugian kredit atau kerugian nilai tukar mata uang asing atau sumbangan dalam bentuk barang seperti ruangan kantor bebas biaya, perlengkapan, atau pelatihan yang disediakan oleh pemerintah atau donor), dan modal sumbangan seluruhnya dianggap subsidi bagi LKM.

Ada tiga subsidi yang diterima oleh LKM :

1. Sumbangan dana untuk menutup biaya operasional dan sumbangan dalam bentuk barang.

2. Pinjaman konsesi.

3. Modal sumbangan.

Akuntansi untuk Inflasi.

Inflasi berarti kenaikan pesat dalam harga dan volume uang yang mengakibatkan penurunan nilai uang. Goldschmidt dan Yaron menyatakan bahwa laporan keuangan konvensional didasarkan pada anggapan akan kemantapan unit moneter. Namun demikian, dibawah kondisi inflasi daya beli uang menurun, yang menyebabkan distorsi sebagian perhitungan laporan keuangan konvensional. Inflasi mempengaruhi aktiva bukan keuangan dan modal organisasi. Sebagian besar kewajiban tidak terpengaruh, karena mereka dibayar kembali dalam mata uang yang nilainya sudah diturunkan (yang biasanya sudah diperhitungkan dalam penerapan suku bunga oleh kreditur). Namun, kewajiban dengan beragam suku bunga bersifat bukan moneter dan harus disesuaikan dengan cara yang sama dengan aktiva tetap.

Melakukan penyesuaian untuk inflasi harus mempertimbangkan 2 hal, yaitu :

1. Revaluasi aktiva bukan keuangan.

2. Biaya inflasi pada nilai riil dari modal.

Menyatakan Ulang Laporan Keuangan Dalam Istilah Mata Uang Tetap.

Sebagian LKM mungkin ingin menyatakan ulang laporan keuangan mereka dalam istilah mata uang tetap (dikutip dari Christen 1997). Ini bukan dianggap sebagai penyesuaian dengan cara yang sama ketika laporan keuangan disesuaikan bagi akuntansi yang layak. Istilah mata uang konstan artinya bahwa dari tahun ke tahun, laporan keuangan terus menerus dinyatakan ulang untuk mencerminkan nilai sekarang dar mata uang setempat sebanding dengan inflasi.

Mengkonversikan nilai nominal mata uang setempat tahun sebelumnya menjadi nilai tahun sekarang memungkinkan perbandingan tahun ke tahun dari pertumbuha riil (yaitu sudah disesuaikan terhadap inflasi) atau penurunan dalam rekening-rekening kunci seperti portofolio kredit atau biaya operasional. Konversi ini tidak mempengaruhi hasil keuangan LKM, karena semua rekening dikonversi dan tidak ada biaya batu atau rekening modal yang diciptakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar