Senin, 04 Januari 2010

Menyusun Produk Kredit

Produk kredit sebenarnya perlu disusun berdasarkan permintaan pasar sasaran. Ini meliputi penetapan jumlah kredit, jangka waktu kredit, persyaratan agunan (atau pengganti), suku bunga dan provisi dan secara potensial, persyaratan tabungan wajib atau kontribusi kelompok.

Keberhasilan menyusun produk kredit yang memenuhi kebutuhan pengusaha mikro adalah penting bagi setiap LKM. Penting bahwa orang yang menyediakan dan mengevaluasi pelayanan kredit memahami unsur-unsur berbeda dari produk kredit dan cara dimana semua unsur ini mempengaruhi baik para peminjam maupun kelangsungan hidup LKM.

Pola Kas Pelanggan dan Jumlah Kredit

Untuk menyusun produk kredit untuk memenuhi kebutuhan peminjam, penting untuk memahami pola kas peminjam. Arus Kas Masuk adalah uang tunai yang diterima oleh bisnis atau rumah tangga dalam bentuk upah, pendapatan penjualan, kredit, atau hadiah. Arus Kas Keluar adalah uang yang dibayar oleh bisnis atau rumah tangga untuk menutup pembayaran atau pembelian. Pola kas adalah penting sepanjang mereka memepengaruhi kemampuan hutang para peminjam. Para pemberi kredit harus memastikan bahwa peminjam mempunyai cukup arus kas masuk untuk menutup pembayaran kredit bilamana mereka jatuh tempo.

Kredit harus didasarkan pada pola kas para peminjam dan disusun sedemikian rupa untuk memungkinkan pelanggan memebayar kembali kredit tanpa kesukaran yang tidak semestinya. Ini membantu LKM menghindari kerugian potensial dan mendorong para pelanggan untuk mengelola dana mereka dengan hati-hati dan untuk membangun suatu aktiva. (Ini tidak berarti bahwa arus kas dari kegiatan khusus saja yang dipertimbangkan, semua arus kas adalah relevan).

Bagaimana Jangka Waktu Kredit Mempengaruhi Kemampuan Peminjam Untuk Membayar Kembali?

Jangka waktu kredit adalah salah satu variabel paling penting dalam keuangan mikro. Jangka waktu adalah periode waktu didalam mana seluruh kredit harus dibayar kembali. Jangka waktu kredit mempengaruhi jadwal pembayaran kembali, pendapatan untuk LKM, biaya pembiayaan untuk pelanggan dan akhirnya ketetapan pengguna kredit. Semakin tepat jangka waktu kredit dengan kebutuhan pelanggan, semakin mudah pelanggan menanggung kredit dan semakin besar kemungkinan pembyaran kembali dilakukan dengan tepat waktu dan penuh.

Kekhawatiran akan berkurang seiring dengan semakin menguntungkannya bisnis karena pendapatan yang lebih besar berpotensi menghasilkan pendapatan tambahan yang cukup untuk mengembangkan tabungan yang cukup, sehingga pelanggan tidak lagi perlu meminjam kecuali apabila ia ingin memeperluas bisnisnya. (Dalam hal ini, LKM telah berhasil memeprbaiki keadaan ekonomi pelanggannya dan tidak perlu membiarkan pelanggan ini pergi karena jasa atau produk yang buruk).

Bergantung pada pola kas dan jangka waktu kredit, para pelanggan adakalanya lebih suka membayar lebih dulu kredit mereka. Pembayaran lebih dulu mempunyai dua keuntungan utama bagi pelanggan, yaitu :

1. Mereka dapat mengurangi resiko keamanan dan godaan

untuk menghabiskan jumlah uang yang berlebih.

2. Mereka dapat mengurangi bebas angsuran kredit

selanjutnya dalam siklus kredit.

Pembayaran lebih dulu menghasilkan satu keuntungan yang jelas untuk LKM, dengan lebih awal membayar kembali kredit, LKM dapat memutarkan portofolio lebih cepat dan dengan demikian menjangkau pelanggan lebih banyak.

Pembayaran lebih dulu juga dapat menandakan bahwa para peminjam sedang menerima kredit dari pemberi kredit yang lain, yang mungkin menyediakan pelayanan yang lebih baik, suku bunga lebih rendah atau jangka waktu yang lebih tepat. Kalau demikian halnya, LKM perlu memeriksa produk kreditnya dan produk kredit para pemberi kredit lainnya.

Frekwensi Pembayaran Kredit

Pembayaran kredit dapat dilakukan secara angsuran (mingguan, dua mingguan, bulanan) atau sekaligus pada akhir jangka waktu kredit, tergantung pola kas peminjam. Untuk sebagian besar, bunga dan pokok dibayar bersama. Namun demikian, beberapa LKM membebani bunga dimuka (dibayar pada awal jangka waktu kredit) dan pokok sepanjang jangka waktu kredit, sedangkan pihak lain menagih bunga secara berkala dan pokok pada akhir jangka waktu kredit.

Kegiatan yang menghasilkan pendapatan terus menerus dapat disusun dengan pembayaran angsuran. Dengan cara ini, pelanggan mampu membayar kembali kredit sepanjang waktu tanpa harus menabung jumlah kredit (untuk pembayaran kembali) selama jangka waktu kredit. Frekwensi pembayaran kredit tergantung kebutuhan pelanggan dan kemampuan LKM untuk memastikan pembayaran kembali. Sebagian pelepas uang mengumpulkan pembayaran setiap hari, terutama sekali apabila peminjam adalah penjaja pasar yang menerima uang secara harian. Pemberi kredit lainnya menagih bulanan, karena mereka tidak mudah dijangkau peminjam (yaitu kantor cabang bank jaraknya jauh dari bisnis peminjam). Suatu keseimbangan harus dicapai antara biaya transaksi berkenaan dengan frekwensi pembayaran dan resiko gagal bayar karena manajemen kas yang buruk berkenaan dengan pembayaran kembali yang jarang terjadi.

Modal Kerja dan Kredit Aktiva Tetap

Kredit Modal Kerja dimaksudkan untuk pengeluaran sekarang yang biaya terjadi selama bisnis berjalan. Modal kerja merujuk pada investasi dalam aktiva lancar atau jangka pendek untuk digunakan didalam satu tahun. Sebagai contoh adalah pembelian kayu untuk pekerjaan kayu, pembelian makanan atau barang untuk berjualan dipasar, atau pembelian pakan ayam untuk berternak ayam. Kredit yang diberikan untuk modal harus mempunyai jangka waktu kredit yang sesuai dengan siklus bisnis dari peminjam. Pada umumnya kredit modal kerja dari LKM adalah untuk dua bulan hingga satu tahun.

Kredit Aktiva Tetap dimaksudkan untuk pembelian aktiva yang digunakan sepanjang waktu dalam bisnis. Aktiva ini secara khas mempunyai kelangsungan hidup lebih dari satu tahun. Biasanya aktiva tetap diartikan sebagai mesin-mesin, peralatan serta tanah dan bangunan. Beberapa contoh aktiva tetap adalah sepeda motor, mesin jahit, mesin penetas telur, atau becak. Karena kegiatan produktif tidak langsung menghabiskan aktiva tetap (yaitu : tidak dijual sebagai bagiandari produk), dampak terhadap keuntungan dirasakan melampaui jangka waktu yang lebih panjang.

Agunan Kredit

LKM meminjamkan kredit kepada para pelanggan berpendapatan rendah yang seringkali mempunyai aktiva yang sangat sedikit. Karenanya, agunan tradisional seperti rumah, tanah, mesin-mesin, dan aktiva tetap lainnya seringkali tidak tersedia. Berbagai cara inovatif untuk mengurangi resiko kerugian kredit telah dikembangkan, termasuk agunan pengganti dan agunan alternatif.

Agunan Pengganti

  • Garansi Kelompok. Banyak LKM memfasilitasi pembentukan kelompok dimana para anggotanya saling menjamin kredit masing6masing. Garansi dapat berupa garansi lengkap, dimana para anggota lain dari kelompok tidak dapat mengakses kredit apabila semua anggota tidak lancar dengan pembayaran kredit mereka, atau garansi sesungguhnya dengan para anggota kelompok memikul tanggung jawab kalau ada anggota lain dari kelompok yang gagal membayar kreditnya.
  • Meminjamkan Berdasarka watak. Beberapa LKM meminjamkan kepada orang berdasarkan nama baik dimasyarakat. Sebelum memberikan kredit, pejabat kredit mengunjungi beberapa pihak dimasyarakat dan menanyakan mengenai watak dan perilaku pelanggan potensial.
  • Frekwensi Kunjungan ke Bisnis Oleh Pejabat Kredit. Asalkan kantor cabang atau pejabat kredit berada dalam jarak geografis yang layak dari para pelanggan mereka, frekwensi berkunjung membantu memastikan bahwa pelanggan menjalankan bisnis dan mempunyai kemauan untuk membayar kembali kredit. Kunjungan yang sering juga memungkinkan pejabat kredit memahami bisnis pelanggannya dan ketetapan dari kredit (jumlah, jangka waktu, frekwensi pembayaran, dan sebagainya). Kunjungan juga menyumbang pada saling menghargai antara pelanggan dengan pejabat kredit karena mereka belajar menghargai dan memahami komitmen masing-masing terhadap pekerjaan mereka.
  • Risiko Malu Dimuka Umum. Seringkali para pelanggan akan membayar kembali kredit apabila mereka merasa akan menanggung mali dimuka keluarga, teman sebaya, dan tetangga mereka. ini demikian halnya kalau pemberitahuan umum, pengumuman disurat kabar, atau pengumuman pada pertemuan komunitasmengumumkan nama para peminjam yang tidak membayar kembali kredit.
  • Resiko Masuk Penjara atau Gugatan Hukum. Tergantung konteks hukum dari negara, beberapa LKM telah menggugat atau dalam kasusu yang jarang terjadi, bahkan memenjarakan pelanggan karena tidak membayar. Terkadang resiko dari akibat hukum saja sudah cukup untuk mendorong pembayaran kembali.

Bentuk-Bentuk Agunan Alternatif

Tabungan Wajib. Banyak LKM mengharuskan pelanggan mempertahankan saldo (yang dinyatakan sebagai suatu persentase dari kredit) dalam tabungan (atau sebagai sumbangan untuk dana kelompok) untuk kredit pertama atau kredit berikutnya (atau dua-duanya). Tabungan wajib berbeda dengan tabungan sukarela karena tidak dapat ditarik kembali sementara kredit masih belum lunas. Dengan cara ini tabungan wajib berlaku sebagai agunan.

Tabungan wajib dapat mempunyai dampak positif terhadap pelanggan dengan memperlancar pola konsumsi mereka dan menyediakan dana untuk keadaan darurat asalkan tabungan tersebut untuk penarikan oleh peminjam. Kebanyakan tabungan wajib hanya tersedia untuk penarikan pada akhir jangka waktu kredit, asalkan kredit telah dibayar kembali secara penuh. Dengan demikian para pelanggan memiliki arus kas tambahan untuk investasi atau konsumsi pada akhir jangka waktu kredit. Tabungan wajib juga menyediakan cara untuk membangun aktiva para pelanggan, tidak semua LKM melihat tabungan wajib secara ketat sebagai suatu bentuk agunan alternatif.

Aktiva yang Diagunankan Kurang Dari Nilai Kredit. Terkadang tanpa menghiraukan nilai pasar sebenarnya dari aktiva milik peminjam, tindakan menjaminkan aktiva (seperti perabotan atau alat-alat rumah tangga) dan karena itu kesadaran mereka dapat hilang menyebabkan pelanggan kesulitan untuk membayar kredit kembali. Adalah penting bahwa LKM mengeksekusi agunan kalau pelanggan tidak membayar kembali kredit. Ini mengirimkan pesan kepada para peminjam lain bahwa LKM serius mengenai pembayaran kembali kredit.

Jaminan Pribadi. Walaupun para peminjam mikro sendiri seringkali tidak mampu menjamin kredit mereka, terkadang mereka dibantu teman-teman atau sanak saudara untuk menyediakan jaminan pribadi. Ini berarti bahwa sekiranya peminjam tidak mampu membayar kembali, maka orang yang telah menyediakan jaminan pribadi bertanggung jawab untuk membayar kembali kredit.

Penetapan Harga Kredit

Menetapkan harga kredit adalah aspek penting dari pola produk kredit. Suatu keseimbangan harus tercapai antara apa yang mampu ditanggung oleh pelanggan dengan apa yang perlu dihasilkan oleh organisasi untuk menutup sebuah biayanya. LKM harus memastikan bahwa operasinya seefisien mungkin sehingga beban yang tidak semestinya tidak dibebamkan kepada para pelanggannya dalam bentuk suku bunga dan provisi yang tinggi.

LKM dapat menetapkan suku bunga yang mereka perlu bebankan terhadap kredit berdasarkan struktur biaya mereka. LKM menanggung 4 macam biaya berbeda, yaitu :

1. Biaya pembiayaan.

2. Biaya operasional.

3. Biaya modal.

4. Biaya penyisihan kerugian kredit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar